Dalam kehidupan ini tentunya kita butuh yang disebut dengan aktualiasi diri. Namun tidak semua orang mampu mengaktualisasikan dirinya dala kehidupan ini. berikut beberapa ciri orang yang mampu mengaktualisasikan drinya :
· Dapat memusatkan perhatian pada persoalan
Tatap
mata saya...konsentrasi... Itu kata-kata yang sering melekat pada salah
satu tokoh mentalis Indonesia. Kekuatan konsentrasi atau fokus ternyata
merupakan bagian dari diri yang teraktualisasi. Dia dapat melihat
sesuatu seperti apa adanya bukan bagaimana seharusnya. Dia melihat
persoalan sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya, dari alam
subjektifitasnya. Dia mampu menelaah dan merenungkan diri sendiri secara
tidak berlebihan. Itulah orang yang mengaktualisasi diri.
Kemampuan
fokus di sini bukan dalam artian fisik. Seperti kalau kita sedang capek
sehabis berdesakan di kereta ekonomi, lalu setelah itu kita tidak bisa
konsentrasi dalam ujian. Bukan seperti itu. Yang dimaksud adalah
kemampuan mengarahkan diri dan perhatian pada suatu hal tertentu
sehingga fokusnya benar-benar ke sana. Saat kita terbentur masalah
utang, orang yang teraktualisasi akan fokus berpikir bagaimana melunasi
utangnya. Bukan berpikir bagaimana kalau yang menagih utang datang pagi
ini, membawa bodyguard yang kekar-kekar, siap menyita rumahnya, daaaan
sebagainyaa. Kemampuannya memfokuskan diri membuat masalah yang
dihadapinya makin jelas dan makin mudah diselesaikan.
· Dapat melepaskan diri dari sesuatu dan berada sendiri
Individuasi, mungkin kata yang tepat untuk menyimpulkan poin di atas. Seseorang dengan ke-aku-annya (ego, superego, dan id),
membuat batasan yang jelas antara dirinya dengan yang bukan dirinya.
Sehingga ia mampu membuat penilaian yang objektif atas sesuatu yang
berada di luar dirinya. Individuasi bukan individualisme.
Individuasi menyatakan bahwa tiap manusia berbeda dan oleh karena itu
unik. Meskipun dua orang kembar identik, mereka pasti memiliki
perbedaan. Dan itulah yang dipahami orang yang mengaktualisasi dirinya.
· Memiliki otonomi
Berkaitan
dengan hal di atas, orang yang mengaktualisasi diri memiliki kebebasan
menentukan pendapat dan arah tujuan. Mereka tidak digerakkan oleh orang
lain untuk melakukan sesuatu, tidak mementingkan pujian atau
prestise—meski pujian adalah salah satu penghargaan yang penting. Maka
dari itu, actualized man dapat tenang menghadapi pertentangan dan frustasi. Mereka pribadi yang merdeka.
· Memiliki rasa sosial
Meski begitu, mereka berjiwa sosial. Mereka paham bahwa dirinya bagian dari masyarakat, bersyukur atas tiap orang yang mereka kenal.
Mereka merasa bersatu dengan semua orang sehingga simpatinya pada
manusia dan keinginannya menolong sesama sangat kuat. Mereka bukan
pencari musuh, tapi penebar persahabatan. Di sisi ini, orang mungkin
akan menilai mereka sebagai figur yang ideal.
· Memiliki kesegaran penilaian
Masih ingat poin ketiga uraian saya yang pertama?
Kalau sudah lupa silakan dilihat lagi di sini. Karena poinnya
berhubungan dekat dengan poin ini, yaitu memiliki kesegaran penilaian.
Dari poin ini kita bisa tambahkan bahwa mereka yang mengaktualisasi diri
bisa ber-positive thinking melihat segala sesuatu. Memang mereka selalu
objek melihat semua apa adanya, namun selalu ada segi positif yang bisa
mereka ambil manfaatnya. Mereka tidak bosan melihat hal-hal yang biasa
karena penghayatannya dalam. Maka kita dapat melihat mereka memiliki
penilaian yang berbeda.
· Kemampuan untuk memiliki penghayatan yang mendalam
Seorang
pelukis terkenal (saya lupa namanya, mungkin teman-teman bisa
menambahkan) bisa terdiam dan larut dalam aktivitasnya melukis tanpa
kenal waktu. Ia merasa diri terlepas dari kenyataan yang ada. Ia bisa
merasakan dirinya tenggelam dalam dunia yang ditekuninya.
Mungkin teman-teman akan bertanya, kok agak kontradiktif ya antara
sifat ini dengan sifat lainnya? Memang orang yang mengaktualisasi diri
berjiwa sosial dan selalu ingin menyatu dengan sesama. Tetapi mereka
mampu membebaskan diri dalam alam pikirannya dan berlayar ke dalam
lautan jiwanya untuk merenungi dan mengakui ke-aku-annya. Dengan begitu
karya-karyanya orisinal karena tidak terintervensi oleh sesuatu pun di
luarnya. Mereka tidak terpengaruh deadline, suasana tempat yang bising,
kesalahan-kesalahan teknis tertentu, dan sebagainya. Mereka punya alam
pikiran yang merdeka. Mereka orang intelektual.
Saya jadi ingat suatu ungkapan, kalau tidak salah begini: Intelektual adalah orang bijak sejak di alam pikirannya. Dan mereka orang yang mengaktualisasi diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar