Kamis, 27 Oktober 2011

Cinta Adalah

Aku adalah malam yang tersedu dalam kelam
Yang membasah tanpa ada yang memandang
Yang menyinari dengan rembulan
Tapi tiada kesan ketika pagi menjelang

Aku berharap dengan cinta
Berbicara kepada cinta
Meminta untuk cinta
Dan hanya karena cinta

Bohong, jika cinta itu menyakiti
Dusta, jika cinta itu menyusahkan

Cinta adalah memberi
Tapi aku belum memiliki apa-apa untuk diberi
Mungkin itulah jadinya segala pinta, harap, dan kata jadi tiada makna
Sehingga tiada tertanam dan tumbuh indah dipandang
Cinta tak akan berkata bahwa ia tengah terluka

Karena cinta hanyalah mencinta, bukan berkeluh kata
Tapi cinta adalah bahasa hati, bahasa mata, bahasa tubuh
Yang dengan cinta juga seharusnya dapat tersentuh

Cinta bukanlah lelah letih di dapur,
di sumur,
dan di kasur

Cinta adalah ketaatan terhadap cinta
Seperti indahnya Kalamullah yang tersurat dalam kitab-Nya,
“… Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku …”

Ya Rabb…
Limpahkanlah kepada kami sebuah cinta yang mentaati cinta
Cinta yang berkata dengan cinta
Cinta yang menuju cinta
Cinta yang menebarkan maslahat  bagi cinta
Sebaik-baik cinta seperti dalam curahan kalam-Nya

Amin





Sampaikanlah Walau Satu Ayat....!!!!

Kamis, 20 Oktober 2011

Meningkatkan Kecerdasan Emosional Pada Anak

Sebagai orang tua tentunya kita dituntut bagaimana agar anak mampu menjadi anak yang pandai dalam segala hal. Terdapat berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut. Diantaranya dengan meningkatkan kecerdasa emosional pada anak. Kepada anak diajarkan cara berpikir realistis dan optimistis, bahwa kadang kala nilai di sekolah dapat naik atau turun, seperti halnya kesehatan, kalau tidak dijaga, bisa turun. Cara untuk mengajarkan berpikir realistis dan optimistis pada anak adalah membekalinya dengan kecerdasan emosional (EQ, Emotional Quotient) sejak dini. Supaya anak tidak memiliki masalah perilaku di usia dewasanya.
Penelitian Carroll Izard, Ph.D. dari University of Delaware di Newark menunjukkan, anak-anak yang sulit memahami perasaan-perasaan mereka dan orang lain, akan rentan terhadap masalah-masalah perilaku dan pembelajaran di usia lebih besar.
Cara yang mudah untuk mengajarkan kecerdasan emosional, misalnya dengan:
1.    Kartu emosi
Kartu buatan sendiri dengan gambar yang menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda-beda bisa membantu anak mengenali macam-macam perasaan seperti marah atau kaget. Tanyakan pada anak Anda, kapan ia pernah merasakan hal yang sama.
2.    Curahan hati
Anak harus siap membuka diri bila anak ingin bercerita tentang sekolahnya. Anda harus mampu berempati terhadap masalahnya. Jika ia tidak suka bercerita, sering-seringlah bertanya setiap ia pulang sekolah. Bila kurang efektif, pancing anak agar bercerita. Caranya, menceritakan pengalaman masa kecil Anda di sekolah, baik yang menyenangkan atau yang buruk. Mungkin hal itu akan merangsang anak untuk bercerita.
3.    Membaca dongeng atau buku bersama
Cari buku-buku yang fokus pada berbagai jenis perasaan, misalnya Chicken Soup for Kid's Soul. Pilihlah dongeng yang memberikan pesan  moral. Dari kisah-kisah itu anak akan mengetahui bahwa ada banyak orang yang juga mengalami masalah di sekolah atau di rumah. Selain itu, taburilah mereka dengan pesan-pesan moral dan nasihat menjalani hidup untuk meningkatkan kecerdasan moralnya.
4.    Bermain peran atau drama
Latihan memainkan kejadian-kejadian emosional bersama anak. Misalnya, berpura-pura sakit, mendapat nilai ujian yang jelek, atau lainnya. Libatkan pula saudara dan teman-temannya.
5.    Libatkan anak dengan kegiatan olahraga atau organisasi
Anak akan belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain dan belajar bagaimana memahami sikap teman-teman yang berbeda dengan dirinya. Bila memungkinkan, ajak mereka berkemah, ke gunung, hutan, atau pantai untuk melihat matahari terbit dan terbenam. Hal ini juga erat hubungannya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Masjid, gereja, pura, candi, dapat Anda manfaatkan untuk hal ini.
6.    Puji dan motivasilah anak.
Bila anak mendapat nilai jelek, beri motivasi bahwa ia masih bisa mencapai nilai yang lebih baik besok atau ujian berikutnya. Anda punjangan marah bila ia mendapat nilai buruk. Pujilah, asal jangan berlebihan bila berhasil mencapai prestasi. Anak harus belajar bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi tidak mungkin ia bisa pandai di semua pelajaran. Anak yang perfeksionis cenderung menjadi depresi dibandingkan dengan anak lain. Beri tahu pula agar jangan takut berbuat salah. Karena pengalaman juga merupakan pelajaran berharga untuk menghadapi hidup.
Dengan demikian anak akan mengetahui mana perilaku yang seharusnya dan tidak seharusnya. Sebagai orang tua wajib mengajarkan kecerdasan emosional agar anak juga berempati terhadap orang lain.

5 Alasan Mengapa Harus Berorganisasi



Artikel ini saya tujukan untuk para mahasiswa yang sedang berjuang dalam aktivitas di organisasinya, mereka yang akan menempuh jalan aktivis, para calon mahasiswa yang akan merenda kehidupan kampus dan sahabat-sahabatku yang tertarik dengan dunia organisasi.

Hidup mahasiswa!

Ya, pekikan itu yang pertama menggema dalam kehidupan mahasiswa saya. Kalau bicara soal aktivis wuih pasti berat ya. Karena saya juga baru 1 tahun makan bangku kampus dan sedikit sekali pengalaman organisasi. Tapi saya tergugah dengan 2 orang teman yang bertanya, “Kasih gue alasan kenapa harus masuk organisasi...” atau kurang lebih seperti itu lah. Menarik, sampai saya bisa-bisanya menulis prolog gak jelas seperti di atas. Saya jadi teringat buku berjudul Agar Ngampus Tak Sekadar Status yang ditulis oleh Robi’ah al-Adawiyah dan Hatta Syamsuddin. Buku itu membahas seperti apa dan harus seperti apa mahasiswa itu.


Oke, karena saya diminta kasih alasan, saya akan rangkum dari buku tersebut dan pengalaman saya yang secuil beberapa alasan utama mengapa kita harus berorganisasi. Baik itu saat kuliah atau tidak. Let’s check it out!
1.       Menambah teman, cari pengalaman, belajar berorganisasi, mengisi waktu
Ini jawaban paling banyak orang kalau ditanya mengapa memilih masuk dalam sebuah organisasi. Sekilas tidak ada yang salah. Tapi apa cuma itu saja? Kalau cuma segitu berarti biasa saja dong.
2.       Memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi orang lain
Nah, ini alasan yang benar-benar visioner. Mengapa? Bayangkan saja, orang dengan jawaban seperti ini sadar akan potensi-potensinya. Bahwa dalam diri tiap manusia ada raksasa tidur yang akan bermanfaat dengan melakukan aktivitas-aktivitas. Dengan memilih jalan organisasi, membuka pintu kita untuk tahu kekurangan dan kelebihan kita untuk selanjutnya kita optimalkan demi kebermanfaatan orang.

Karena saya tahu siapa saya dan saya tahu apa manfaat yang saya dapatkan. Jadi orang biasa sudah banyak! Saya ingin menjadi extra ordinary person yang bisa memberi manfaat untuk orang lain dan dengan beraktivitas, maka akan tergali potensi diri

Wah, dalam ya. Coba perhatikan lagi alasan-alasan di bawah.

3.       Aktif di kampus itu panggilan jiwa, mempertahankan idealisme
Saya merasakannya. Saat sedang lemah dan ingin berhenti berorganisasi, saya seolah terpanggil untuk terus berpartisipasi lagi dan lagi. Ada juga orang yang tetap di organisasi tersebut untuk memperjuangkan sesuatu yang dianggapnya benar. Nanti kita akan bahas masalah panggilan jiwa organisasi ini.

4.       Optimalisasi masa studi
Lama kuliah di UI maksimal 6 tahun. Ukuran normal seorang calon sarjana 4 tahun. Bayangkan jika dalam jangka waktu tersebut kita tidak melakukan apapun kecuali kuliah... ‘kunang-kunang’ dan ‘kupu-kupu’ akan bertebaran di mana-mana. Banyak teman saya seperti ini. Saya tidak mau mendebat. Saya hanya ingin menyampaikan perkataan orang bijak, “Barangsiapa tidak disibukkan oleh kebaikkan, maka dia akan disibukkan oleh keburukan.”

5.       Mengubah cara berpikir
Banyak yang merasa hidupnya berubah setelah banyak bergaul dengan orang-orang yang produktif dan bergabung dengan organisasi yang bermanfaat. Di antara mereka menyatakan cara berpikirnya berubah saat mengikuti beragam aktivitas kemahasiswaan. Hatinya tergerak untuk berperan dalam gerakan moral. Dan kepekaannya semakin terasah. Betapa banyak orang yang tidak beruntung bukan karena tidak bisa berorganisasi, tapi karena mereka tidak mau berorganisasi. Pahamilah sobat, pilihan apapun adalah pilihanmu! Anda bebas menentukan.

Hemm, serius banget ya. Memang, harusnya semangat Anda tergedor untuk bergerak sekarang juga menentukan organisasi mana yang terbaik buat Anda. Percaya deh, dimanapun Anda berkontribusi, Anda akan mendapatkan manfaat yang luar biasa banyak dibanding kontribusi yang Anda berikan.  

6 Ciri Orang yang Mengaktualisasi Diri



aktualisasi diri

Dalam kehidupan ini tentunya kita butuh yang disebut dengan aktualiasi diri. Namun tidak semua orang mampu mengaktualisasikan dirinya dala kehidupan ini. berikut beberapa ciri orang yang mampu mengaktualisasikan drinya :

·         Dapat memusatkan perhatian pada persoalan
Tatap mata saya...konsentrasi... Itu kata-kata yang sering melekat pada salah satu tokoh mentalis Indonesia. Kekuatan konsentrasi atau fokus ternyata merupakan bagian dari diri yang teraktualisasi. Dia dapat melihat sesuatu seperti apa adanya bukan bagaimana seharusnya. Dia melihat persoalan sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya, dari alam subjektifitasnya. Dia mampu menelaah dan merenungkan diri sendiri secara tidak berlebihan. Itulah orang yang mengaktualisasi diri.

Kemampuan fokus di sini bukan dalam artian fisik. Seperti kalau kita sedang capek sehabis berdesakan di kereta ekonomi, lalu setelah itu kita tidak bisa konsentrasi dalam ujian. Bukan seperti itu. Yang dimaksud adalah kemampuan mengarahkan diri dan perhatian pada suatu hal tertentu sehingga fokusnya benar-benar ke sana. Saat kita terbentur masalah utang, orang yang teraktualisasi akan fokus berpikir bagaimana melunasi utangnya. Bukan berpikir bagaimana kalau yang menagih utang datang pagi ini, membawa bodyguard yang kekar-kekar, siap menyita rumahnya, daaaan sebagainyaa.  Kemampuannya memfokuskan diri membuat masalah yang dihadapinya makin jelas dan makin mudah diselesaikan.


·         Dapat melepaskan diri dari sesuatu dan berada sendiri
Individuasi, mungkin kata yang tepat untuk menyimpulkan poin di atas. Seseorang dengan ke-aku-annya (ego, superego, dan id), membuat batasan yang jelas antara dirinya dengan yang bukan dirinya. Sehingga ia mampu membuat penilaian yang objektif atas sesuatu yang berada di luar dirinya. Individuasi bukan individualisme. Individuasi menyatakan bahwa tiap manusia berbeda dan oleh karena itu unik. Meskipun dua orang kembar identik, mereka pasti memiliki perbedaan. Dan itulah yang dipahami orang yang mengaktualisasi dirinya.

·         Memiliki otonomi
Berkaitan dengan hal di atas, orang yang mengaktualisasi diri memiliki kebebasan menentukan pendapat dan arah tujuan. Mereka tidak digerakkan oleh orang lain untuk melakukan sesuatu, tidak mementingkan pujian atau prestise—meski pujian adalah salah satu penghargaan yang penting. Maka dari itu, actualized man dapat tenang menghadapi pertentangan dan frustasi. Mereka pribadi yang merdeka.

·         Memiliki rasa sosial
Meski begitu, mereka berjiwa sosial. Mereka paham bahwa dirinya bagian dari masyarakat, bersyukur atas tiap orang yang mereka kenal. Mereka merasa bersatu dengan semua orang sehingga simpatinya pada manusia dan keinginannya menolong sesama sangat kuat. Mereka bukan pencari musuh, tapi penebar persahabatan. Di sisi ini, orang mungkin akan menilai mereka sebagai figur yang ideal.

·         Memiliki kesegaran penilaian
Masih ingat poin ketiga uraian saya yang pertama? Kalau sudah lupa silakan dilihat lagi di sini. Karena poinnya berhubungan dekat dengan poin ini, yaitu memiliki kesegaran penilaian. Dari poin ini kita bisa tambahkan bahwa mereka yang mengaktualisasi diri bisa ber-positive thinking melihat segala sesuatu. Memang mereka selalu objek melihat semua apa adanya, namun selalu ada segi positif yang bisa mereka ambil manfaatnya. Mereka tidak bosan melihat hal-hal yang biasa karena penghayatannya dalam. Maka kita dapat melihat mereka memiliki penilaian yang berbeda.

·         Kemampuan untuk memiliki penghayatan yang mendalam
Seorang pelukis terkenal (saya lupa namanya, mungkin teman-teman bisa menambahkan) bisa terdiam dan larut dalam aktivitasnya melukis tanpa kenal waktu. Ia merasa diri terlepas dari kenyataan yang ada. Ia bisa merasakan dirinya tenggelam dalam dunia yang ditekuninya. Mungkin teman-teman akan bertanya, kok agak kontradiktif ya antara sifat ini dengan sifat lainnya? Memang orang yang mengaktualisasi diri berjiwa sosial dan selalu ingin menyatu dengan sesama. Tetapi mereka mampu membebaskan diri dalam alam pikirannya dan berlayar ke dalam lautan jiwanya untuk merenungi dan mengakui ke-aku-annya. Dengan begitu karya-karyanya orisinal karena tidak terintervensi oleh sesuatu pun di luarnya. Mereka tidak terpengaruh deadline, suasana tempat yang bising, kesalahan-kesalahan teknis tertentu, dan sebagainya. Mereka punya alam pikiran yang merdeka. Mereka orang intelektual.

Saya jadi ingat suatu ungkapan, kalau tidak salah begini: Intelektual adalah orang bijak sejak di alam pikirannya. Dan mereka orang yang mengaktualisasi diri.

Senin, 22 Agustus 2011

Komunitas Pintar

Assalamu'alaikum wr.wb.


Perjalanan roda kehidupan didunia ini terus berputar. Perubahan demi perubahan pun terjadi seiring putaran sang waktu. Perubahan terjadi di berbagai aspek dan sisi kehidupan ini. Pola hidup pun tak mau ketinggalan, masyarakat yang seakan tak mau lagi berpola produktif tetapi semakin besar pola konsumtifnya. Tak hanya masyarakat kota saja yang terimbas keadaan ini tetapi hla ini telah merambah hingga ke pelosok desa. Banyak contoh yang terjadi dikalangan masyarakat, misalnya saja pola masyarakat di Dusun Srikaton Desa Banjarejo Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Masyarakat sudah terinduksi oleh sang zaman, sehingga mereka tidak lagi mampu membendung dan memfilter perubahan yang masuk.Banyak pemuda/i yang sudah terkena virus miras,pergaulan bahkan sexs bebas(free sexs). Sehingga masyarakat pun mulai ada yang bingung,resah memikirkan keadaan dan memikirkan pula bagaimana nasib lingkungan dan generasi penerus di masa yang akan datang. Mau dibawa kemana kehidupan lingkungan ini kedepan ?
Berangkat dari keadaan tersebut tentunya kita bisa memikirkan apa penyebab dari semua ini dan bagaimana solusi jitu yang harus kita ambil sebagai langkah pasti meniti kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang?

Sebagai bagian dari masyarakat di Dusun Srikaton Desa Banarejo Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo, kami segelintir insan mencoba mencari penyebab dan jalan keluar dari masalah tersebut. Tidak bisa kami gambarkan bagaimana perjuangan kami sehingga muncul ide ini. Tentunya kami tidak mungkin saat ini untuk melakukan reformasi di semua aspek. Sehingga kami mencoba satu aspek yaitu pada aspek generasi penerus khususnya anak_anak dan remaja terfokus pada bidang pendidikan extra kurikuler, yang kemudian kami beri nama "KOMUNITAS PINTAR". Secara umum nya kami membuka sebuah bimbingan belajar menurut pandangan orang-orang awam, tapi bagi kami ini tidak lain adala sebuah kelompok yang menjalankan aktivitas belajar bersama dan mempunyai tujuan dan jalan yang sama pula.

KOMUNITAS PINTAR berdiri atau mulai menjalankan kegiatannya pada tanggal 01 Mei 2011. Gagasan munculnya komunitas pintar ini diprakarsai oleh dua orang yang masih menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi yang tak lain kami adalah warga lingkungan setempat yang bernama SUWANTO dan MUH.ZACKY AMANI. Kami berdua bertekat menciptakan perubahan pada kehidupan di tempat kami. Sedangkan lokasi yang kami gunakan adalah di sebuah rumah milik kami, hal ini karena terbatas nya financial dari kami. Fasilitas yang kami sediakan un belum memenuhi standart belajar pada umumnya. Namun kami yakin kedepan semua akan membaik seiring perjalanan kamunitas kami ini. Alhamdulillah respon dari masyarakat sekitar sangat positif dan antusias terhadap gagsan kami ini, hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah peserta pada awal kami beoperasi yang mencapai 46 anak yang terdiri dari anak usia TK, SD,SMP.

Mengenai kenapa kami memakai nama "KOMUNITAS PINTAR" ? Hal ini terdapat filosofi tersendiri dari kami. Karena dua kata ini memiliki makna bagi kami. Komunitas artinya adalah sekelompok atau kumpulan yang dalam hal ini kami maksdkan adalah kelompok insan(orang). Sedangkan kata PINTAR merupakan kependekan dari kata " Pandai, Intelektual, Asyik, Religius". Dari setiap kata tersebut mempunyai makna tersendiri yang tentu nya menjadi dasar dan tujuan kami dalam melangkah di Komunitas Pintar ini.

Sedangkan materi yang kami sediakan adalah semua pelajaran untuk SD, sdangkan untuk SMP kami mengambil materi, MATEMATIKA, EKONOMI,serta kemampuan untuk Pidato Bahasa Jawa.Tak lupa kami suguhkan materi keagamaan karena hal itu yang terpenting dalam hidup ini, khususnya pada ilmu akhlak.

Terkait dengan waktu kami mengambil tiga hari dalam seminggu yaitu pada hari Sabtu, Ahad dan Senin pada pukul 14.00 WIB s/d 16.45 WIB. Kami belum bisa menyediakan waktu secara maksimal (fultime) karena terbatas nya waktu yang kami miliki terkait kami masih menempuh pendidikan pula.

Harapan kami kedepan hal ini mampu menjadi sebuah wacana dan pertimbangan bagi semua pihak serta mampu menciptakan perubahan d daerah kami khusunya dan semoga bisa merambah kedaerah-daerah yang lainya.

Demikian sedikit pemaparan dan perkenalan dari kami semoga bermnfaat bagi kita semuanya. Tak lupa kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Yang dengan itu kami bisa mengikuti perkembangan pendidikan yang ada. Kedepan kami berniat tidak hanya beroperasi pada satu bidang saja namun lebih meluas kebidang-bidang yang lain. Dan kepada pihak-pihak terkait mohon perhatiannya terhadap hal-hal kecil sperti kami ini. Tentang apa yang belum kami muat dalam halaman ini bisa langsung di konfirmasikan kepada kami dengan alamat di RT/RW 02/02 Dusun Srikaton Desa Banjarejo Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Atau ke contact person kami di 085335050293/087758264645, E-mail : atau di http://komunitaspintarpudak.blogspot.com/