Artikel
ini saya tujukan untuk para mahasiswa yang sedang berjuang dalam
aktivitas di organisasinya, mereka yang akan menempuh jalan aktivis,
para calon mahasiswa yang akan merenda kehidupan kampus dan
sahabat-sahabatku yang tertarik dengan dunia organisasi.
Hidup mahasiswa!
Ya,
pekikan itu yang pertama menggema dalam kehidupan mahasiswa saya. Kalau
bicara soal aktivis wuih pasti berat ya. Karena saya juga baru 1 tahun
makan bangku kampus dan sedikit sekali pengalaman organisasi. Tapi saya
tergugah dengan 2 orang teman yang bertanya, “Kasih gue alasan kenapa
harus masuk organisasi...” atau kurang lebih seperti itu lah. Menarik,
sampai saya bisa-bisanya menulis prolog gak jelas seperti di atas. Saya
jadi teringat buku berjudul Agar Ngampus Tak Sekadar Status yang ditulis oleh Robi’ah al-Adawiyah dan Hatta Syamsuddin. Buku itu membahas seperti apa dan harus seperti apa mahasiswa itu.
Oke,
karena saya diminta kasih alasan, saya akan rangkum dari buku tersebut
dan pengalaman saya yang secuil beberapa alasan utama mengapa kita harus
berorganisasi. Baik itu saat kuliah atau tidak. Let’s check it out!
1. Menambah teman, cari pengalaman, belajar berorganisasi, mengisi waktu
Ini
jawaban paling banyak orang kalau ditanya mengapa memilih masuk dalam
sebuah organisasi. Sekilas tidak ada yang salah. Tapi apa cuma itu saja?
Kalau cuma segitu berarti biasa saja dong.
2. Memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi orang lain
Nah,
ini alasan yang benar-benar visioner. Mengapa? Bayangkan saja, orang
dengan jawaban seperti ini sadar akan potensi-potensinya. Bahwa dalam
diri tiap manusia ada raksasa tidur yang akan bermanfaat dengan
melakukan aktivitas-aktivitas. Dengan memilih jalan organisasi, membuka
pintu kita untuk tahu kekurangan dan kelebihan kita untuk selanjutnya
kita optimalkan demi kebermanfaatan orang.
Wah, dalam ya. Coba perhatikan lagi alasan-alasan di bawah.
3. Aktif di kampus itu panggilan jiwa, mempertahankan idealisme
Saya
merasakannya. Saat sedang lemah dan ingin berhenti berorganisasi, saya
seolah terpanggil untuk terus berpartisipasi lagi dan lagi. Ada juga
orang yang tetap di organisasi tersebut untuk memperjuangkan sesuatu
yang dianggapnya benar. Nanti kita akan bahas masalah panggilan jiwa
organisasi ini.
4. Optimalisasi masa studi
Lama
kuliah di UI maksimal 6 tahun. Ukuran normal seorang calon sarjana 4
tahun. Bayangkan jika dalam jangka waktu tersebut kita tidak melakukan
apapun kecuali kuliah... ‘kunang-kunang’ dan ‘kupu-kupu’ akan bertebaran
di mana-mana. Banyak teman saya seperti ini. Saya tidak mau mendebat.
Saya hanya ingin menyampaikan perkataan orang bijak, “Barangsiapa tidak
disibukkan oleh kebaikkan, maka dia akan disibukkan oleh keburukan.”
5. Mengubah cara berpikir
Banyak
yang merasa hidupnya berubah setelah banyak bergaul dengan orang-orang
yang produktif dan bergabung dengan organisasi yang bermanfaat. Di
antara mereka menyatakan cara berpikirnya berubah saat mengikuti beragam
aktivitas kemahasiswaan. Hatinya tergerak untuk berperan dalam gerakan
moral. Dan kepekaannya semakin terasah. Betapa banyak orang yang tidak
beruntung bukan karena tidak bisa berorganisasi, tapi karena mereka
tidak mau berorganisasi. Pahamilah sobat, pilihan apapun adalah
pilihanmu! Anda bebas menentukan.
Hemm, serius banget ya. Memang, harusnya semangat Anda tergedor
untuk bergerak sekarang juga menentukan organisasi mana yang terbaik
buat Anda. Percaya deh, dimanapun Anda berkontribusi, Anda akan
mendapatkan manfaat yang luar biasa banyak dibanding kontribusi yang
Anda berikan.